Kam. Sep 19th, 2024

Dinas Kebudayaan Gelar Seni Dan Budaya, Tarian Kokat/Beras Meriahkan Festival Evav Culture

 

Langgur, Lintas-Timur.com – Festival Budaya Key atau Evav Culture yang di selenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, menampilkan berbagai ragam seni dan budaya Kei tahun 2024.

Kegiatan yang berlangsung di lapangan upacara Kantor Bupati Malra ini di buka secara resmi oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Ir. Nicodemus Ubro M.Si pada hari Selasa 11/6/24.

Dalam pantauan media ini, berbagai ragam seni serta budaya Kei yang di tampilkan salah satunya tarian (Kokat) beras yang di bawakan oleh kelompok sanggar seni dari Siswa-Siswi SMP Kristen Ohoi Ohoirat.

Dalam tarian Kokat (beras) ini menggambarkan mengisahkan cerita atau gambaran awal mula tumbuhan yang berbuah padi oleh seorang nenek bernama Nen Kok dari Ohoi/Desa Salin

Konon Oho Salin merupakan cerita legenda kampung tua yang sekarang di kenal dengan Ohoi Ohoira Kecamatan Kei Kecil Barat Maluku Tenggara saat ini.

Kisah atau penuturan sejarah ini di kisahkan oleh seorang guru tepatnya di SMP Kristen Ohoira yakni Ibu Oda Sedubun, yang dalam kesempatan itu bisa memberikan sedikit gambaran terkait cerita awal mula di temukanya Kokat atau Beras yang di kolaborasi dalam tarian kolosal pada malam Festival Evav Culture.

Di kisahkan, pada jaman dulu ada sebuah Desa/Ohoi tua bernama Ohoi Salin yang mata pencaharian masyarakat saat itu adalah petani, sudah tentu kerjaan mereka hanya membersihkan lahan untuk bercocok tanam,” tutur Sedubun.

Kata Sedubun, pada satu ketika ada seorang nenek bernama Nen Kok yang sedang membersihkan rumput pada pekarangan rumahnya, melihat sebuah tanaman yang sedang tumbuh berbeda di antara rumput dan tumbuhan lainya.

Dengan tidak menunggu lama, tanaman tersebut di bawah Nen Kok kembali ke rumah dengan harapan saatnya nanti akan menuai hasil dari tanaman tersebut, tutur Sedubun.

Kata Sedubun, seiring waktu berjalan, rumput yang di pelihara Nen Kok kian hari kian tumbuh berisi dan membesar, sehingga dengan kesabaran jiwa Nen Kok berharap nanti akan di jadikan bibit guna pengembangan.

Kesabaran Nen Kok pun menuai hasil, karena dari benih itu di jadikan bibit unggul dan dapat di tanam kembali oleh para petani dengan hasil yang sangat banyak, ucap Sedubun.

Dalam tahap panen serta proses selanjutnya tidak serta hasilnya di makan namun awal mula di jadikan ekperimen yakni di berikan pada se-ekor anjing peliharaan Nen Kok, dengan harapan jika anjing peliharaanya tidak mati maka tumbuhan yang saat ini dikenal dengan nama Kokat atau Beras dapat di konsumsi oleh manusia, tutur Sedubun.

Itulah kisah cerita singkat awal mula pertama kalinya penuturan Kokat atau Beras yang di kisahkan dari cerita legenda yang menjadi temuan Nen Kok dan di kenal hingga saat ini.

Patut dan bangga dengan kisah yang di pamerkan pada festival Evav Culture yang di prakarsai oleh Dinas Kebudayaan ini, setidaknya dapat memberikan gambaran alam nalar kita tentang cerita legenda yang hampir punah, semoga kedepan cerita legenda yang tersembunyi dapat di galih kembali pada anak cucu Kei.(**)

 

Related Post